Buku kesayangannya adam sudah terbit lagi.. kali ini om liem, sanip dan waluyo, pergi mencari kampung tingal… kampungnya waluyo… karena tidak ada yang tau dimana letak desa tingal, maka om liem mengajak para sahabatnya menyusuri pantura… sampai mojokerto.
karena jauhnya perjalanan kali ini, dan juga harus naik mobil, maka, saya mengajak adam di akhir buku ini saja… yaitu mojokerto..
di Trowulan, mojokerto itu banyak sekali situs purbakala yang tidak kalah menariknya dari Thailand. liat saja sleeping budha ini begitu indah.. dan juga besar…Amat disayangkan, sejak dahulu saya belum pernah tahu, baru mengetahuinya dari Adam.
Gapura Bajang Ratu, sebuah gapura paduraksa anggun dari bahan bata merah yang diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-14 M. Bentuk bangunan ini ramping menjulang setinggi 16,5 meter yang bagian atapnya menampilkan ukiran hiasan yang rumit
Candi Tikus… menurut ceritanya, pada saat itu, sedang berlangsung hama tikus diseluruh daerah mojokerto, setelah dibantai, tikus-tikus tersebut masuk kedalam gundukan tanah, setelah dihancurkan, ternyata didalamnya terdapat candi, yang dinamakan Candi Tikus.
Di seluruh daerah Trowulan, Mojokerto, puluhan situs seluas hampir 100 kilometer persegi berupa bangunan, temuan arca, gerabah, dan pemakaman peninggalan Kerajaan Majapahit, banyak ditemukan, selain itu ada pula candi seperti : Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Makam Putri Cempa, Kolam Segaran, Candi Menak Jingga, Situs Watu Umpak, Makam Troloyo. Candi tersebar diberbagai tempat. Majapahit adalah kerajaan terbesar saat itu yang pengaruhnya sampai ke luar negeri. sayangnya sekarang sudah tidak bersisa. Asal kata majapahit menurut sumber, berasal dari buah maja yang rasanya pahit. ini adalah buah maja …
Jalan-jalan kali ini selain liburan, sarat dengan ilmu pengetahuan. 🙂