Pelatihan Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi

Badan Penjaminan Mutu Universitas Nasional sudah berdiri sejak tahun 2007, semenjak didirikan hingga saat ini sudah banyak mendapatkan prestasi-prestasi, semenjak semester ini, badan penjaminan mutu mempunyai 3 kepala bidang dan telah meluluskan 27 Auditor Mutu Internal serta sudah dikukuhkan oleh rektor pada tanggal 21 Mai 2014.

Hari ini adalah penyegaran bagi Para Ka.prodi dan Para Ka.UPM UNAS, mengapa acara ini diadakan? karena beberapa Ka.Prodi dan Ka.UPM ada yang baru menjabat, sehingga perlu disosialisasikan tentang apa itu Standar Mutu Perguruan Tinggi, apa itu standar mutu external dan standar mutu internal, tentu saja semua itu perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan Mutu dari pada Lulusan Perguruan Tinggi.

pelatihan BPM

pelatihan penjaminan Mutu

Disamping hal tersebut, para Ka.prodi dan Ka.UPM harus perlu juga mengetahui tentang Rencana Stategis dan Rencana Operasional dari Badan Penjaminan Mutu UNAS yang akan di presentasikan hari ini juga, agar para Ka. Prodi dapat menyusun Rencana Operasionalnya sejalan dengan rencana operasional dari BPM-UNAS.

Pelatihan Audit Mutu Internal

senin ini, senin pertama acara yang saya ikuti yaitu : Pelatihan Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi, sebagai Tenaga Audit, Acara hari ini sangat penting bagi saya, Semoga saya bisa menjadi Tenaga Audit, yang akan mengaudit banyak perguruan tinggi, sebagai Tri Darma saya sebagai Dosen, agar perguruan tinggi menjadi baik.  namun seperti Pelatihan-pelatihan pada umumnya, acara di mulai terlambat, peserta banyak yang belum hadir

Pelatihan AUdit

pada saat ini ditulis, saya juga seharusnya berada di dalam ruang kelas, karena saya mengajar jam 09.40, namun ketika saya berada didalam kelas, ternyata hanya 3 mahasiswa yang hadir, Keterlambatan peserta pelatihan dan mahasiswa, diakibatkan karena kereta terlambat…

Ya, hampir semua mahasiswa dan dosen UNAS, menggunakan sarana transportasi Kereta Api, Ketika Kereta Bermasalah, maka kampus akan sepi. 🙂

Per 1 April, tugas saya adalah Tenaga Audit, 1 April, menurut sebagain orang merupakan April Mop bahkan ada juga yang bilang April Fools.. semoga saja, saya tidak termasuk dengan lelucon itu.. buktinya, pelatihan hari ini diadakan tanggal 7-8 April 2014 🙂

20140407_095005

Yang Serius juga ada lohhh

yang ini bahkan serius bangettt…

pelatihan Audit

Acara Nihon Bunka Matsuri 2012 UNAS Siap Pecahkan Rekor Muri

Hari ini Kampus UNAS ramai sekali, ada 3 acara yang dilakukan secara bersamaan, salah satu acara yang paling banyak peminatnya adalah

ada lomba pakaian anime, bagus-bagus..yang seru dalam hajatan besar sebagai puncak dari rangkaian kegiatan ulang tahun sastra Jepang ke – 30, ribuan peserta kegiatan ini akan memecahkan rekor muri pada kategori memakan takoyaki, yaitu makanan khas negeri Sakura.

 

 

 

Perilaku berkendaraan di mal

Judul diatas ada karena hari ini adalah hari sabtu, harinya buat keluarga..

dan sangat pas untuk meng-copy paste, tulisan dari blog ini.  saya sangat suka dengan tulisannya karena pas dengan realita yang ada. yang setelah dikutip dan diringkas masih pas… sebagai refleksi diri  🙂

Kalau bukan ke mal ke mana lagi?

Mal adalah sarana rekreasi keluarga sekalian cuci mata, tak hanya terhadap dagangan tapi juga gaya busana orang. Makin bagus mal kian keren orang dan busananya — pun perlengkapannya, sejak kereta bayi sampai tablet yang dimainkan anak-anak supaya tak merepotkan orangtuanya berbelanja.

Pada musim hujan mal adalah pilihan terbaik. Pengunjung tidak hanya takkan kepanasan tapi juga takkan kehujanan. Kalau mau, dengan bantuan aplikasi penghitung langkah dan jarak pada ponsel pun orang tetap dapat mengukur seberapa banyak dia melakukan gerak badan setelah memutari seluruh lantai.

Dalam mal, perbedaan pagi dan sore bahkan malam tidak penting. Hanya perut lapar dan pintu toko bertanda “tutup” yang mengingatkan perjalanan waktu. Mirip arena judi: orang dibuat lupa waktu.

Tak sedikit orang yang konsisten baik di jalan raya maupun di mal. Misalnya dalam hal gatal klakson. Begitu tersendat sedikit ada saja yang memencet klakson, baik selama berada di jalan masuk mal, di depan lobi, maupun dalam area parkir terbuka dan bahkan beratap (basement dan gedung parkir).

Mereka itu pastilah orang yang rasional dan tak mau rugi. Beli mobil selalu beserta klaksonnya (bukan sebaliknya). Sayang kalau tidak digunakan. Bahwa sebagian produsen mobil sudah mengurangi tingkat kebisingan klakson, bahkan mungkin para insinyurnya membayangkan klakson sebagai perlengkapan yang akan jarang dipakai, bagi orang Indonesia itu bisa dianggap kesalahan dalam rekayasa industrial. Pabrikan tak paham bahwa klakson itu penting bahkan utama dalam mengekspresikan perasaan — bahkan bisa eksistensial: aku mengklakson maka aku ada.

Begitulah, banyak pabrikan luar yang tak paham Indonesia. Mereka itu sotoy kelas berat. Misalnya menjadikan lampu sen sebagai perlengkapan standar mobil, sambil hakkul yakin bahwa pemakaiannya takkan mengganggu kelistrikan (kecuali kelistrikannya memang bermasalah) maupun memboroskan bensin.

Yang terjadi di jalan raya, orang Indonesia lebih tahu bahwa penyalaan lampu sen saat belok atau berpindah jalur itu mahal. Selain akan mempersingkat usia pakai bolam juga akan mengganggu kinerja mesin. Jadi, lebih baik tak usah dinyalakan. Sungguh konsumen berakal sehat.

Di mal, saat menepi ke depan lobi, atau saat memilih percabangan jalan di parkiran, tak semua mobil menyalakan lampu sen. Mobil seharga Rp 150 juta maupun lima kali lipatnya sama saja peluangnya untuk berhemat dengan lampu sen.

Bagaimana dengan kepatuhan terhadap jalur? Ada saja mobil yang begitu melihat kapling kosong akan segera belok melawan arus (tanpa arahan satpamwan). Tak usah memutar mengikuti panah karena bisa keduluan orang. Mereka paham sepaham-pahamnya, bahwa aturan yang tak menguntungkan tidak layak dipatuhi.

Bahkan di area parkir terbuka, lebih dari sekali (salah satu korbannya adalah saya) saya melihat ada mobil kecil lincah yang menyerobot antrean selagi mobil lain menunggu sebuah mobil keluar dari kaplingnya. Penyerobot gesit macam mereka layak jadi pemimpin partai dan korporat: yang penting hasil, bukan cara, bukan kepatutan. Yang penting parkir dulu baru berdebat, atau minimal cengengesan lalu minta maaf.

Bagaimana dengan parkir paralel sambil menutupi mobil orang, padahal mengaktifkan rem tangan atau tuas parkir? Kilah paling gampang, “Tadi nggak ada petugas yang ngasih tahu sih.”  Baiklah, sumber masalah ada pada petugas.

Kalau memarkir satu mobil di atas dua kapling, bahkan saat banyak mobil terpaksaa harus keluar sebelum memarkir? Saya menduga pengemudinya sudah memesan dua tiket sehingga berhak atas dua kapling. Hanya orang sirik dan naif saja yang menuduhnya tidak terampil memarkir.

Yang mengundang simpati kita misalnya juragan memanggil sopir selagi dalam mal, dengan harapan ketika dia keluar maka hanya perlu menunggu sebentar atau malah sopir sudah menunggu di depan lobi.

Jika sopir harus menunggu lama maka dia harus rajin berdiplomasi dengan satpamwan. Dalam hal ini, sopir dengan setelan bagus, dan mengendari mobil bagus, apalagi ada atribut kemiliteran, kepolisian, dan ke-DPR-an, akan lebih diuntungkan. The boss is always right. Ralat: the boss’ chauffeur is always right.

 

Pembenaran untuk diri sendiri

Akhirnya …. setelah lama ngak punya waktu, sekarang bisa rehat sejenak untuk menulis lagi.. lebih tepatnya sih Curhat.

 

sebenernya pingin sekali setiap hari bisa nulis, tapi waktunya yang susah.. banyak sekali yang pingin diceritain, topik yang lagi hangat kali ini adalah kemenangan jokowi dan ahok.   parodi Favorit saya dan anak saya.

Masyarakat banyak berharap terjadinya perubahan di jakarta salah satunya adalah masalah transportasi. Menurut saya, mengapa mereka berharap transportasi bisa lebih baik, padahal mereka juga adalah penyumbang dari masalah itu sendiri. seperti tidak mengikuti tata tertib dijalan liat saja para raja jalanan ini.

betapa sedihnya sekaligus prihatin, setiap hari saya mengantar anak pergi sekolah dengan pemandangan seperti ini. kalau dilihat secara simple tidak ada yang dirugikan, padahal mereka (para orang yang merasa tua) sedang melakukan pengajaran dibawah sadar anak-anaknya bahwa melanggar tata tertib tidak masalah asal tidak ketahuan polisi. bayangkan.. betapa bahayanya ajaran itu apabila diterapkan disemua bidang. Mereka sedang mempersiapkan generasi mendatang yang tidak taat akan aturan…

seperti pada gambar diatas, hampir semua mobil dan motor membawa anak-anak untuk pergi sekolah.

Ada saja alasan pembenaran terhadap apa yang mereka lakukan.

 

 

Get back to Work

Senin ini, adalah hari pertama saya mulai aktivitas kembali. bertepatan dengan hari pertama pengisian KRS, setelah bertanya trafik dengan mas ferdi, minggu tgl 26 agustus, jam 12.10 wib jumlah mhs pengisi KRS mencapai 200-an mhs.

makin siang bukannya makin banyak tetapi trafiknya makin lambat, mengapa bisa terjadi?? karena 14 prodi belum siap membuka KRS di hari pertama. Macam-macam sebab, salah satunya ada yang lupa, ada juga yang sudah mudik belum tuntas membuat jadwal dan hari ini, belum kembali dari mudiknya.

hari pertama ini aktivitas jelas sangat sibuk, karena banyak mhs yang daftar ulang, yang melakukan pembayaran, mengisi KRS dan sibuk menulis status di fb maupun twitter tentang hari pertama mereka yang kurang memuaskan.

 

tetapi bagi saya, yang paling berat dan berbahaya adalah kebiasaan makan. selama Libur Hari Raya, sudah biasa makan tiap saat, mengapa bisa tiap saat makan??

karena semenjak lebaran sampai kemarin di meja masih tersedia kue-kue enak dengan kalori yang tinggi bertebaran. jadi tiap saat dan tiap lewat, pasti kue-kue yang menarik itu dimakan. belum lagi jamuan makan dibeberapa tempat dengan makanan yang mengundang selera. Alhasil hari pertama ini, terasa sangat berat. jam 10 pagi, sudah lapar….  kantin masih tutup. terpaksa nyevel…. dengan menu hotdog….padahal oleh-oleh lebaran berserakan di tiap meja kerja.

makan siang juga susah, karena kantin belum buka, makan yang jauhhh yaitu nasi padang…

semoga dengan kesibukannya yang akan dimulai kembali, nafsu makan yang sudah tidak terkontrol ini bisa segera berakhir…

sangat berbahaya bagi kesehatan…. kata bang haji ……. “t e r l a l u”

 

 

 

 

Titik Nol

Liburan lebaran masih beberapa hari lagi, jalan keliling Mall sudah, Jalan ke tempat hiburan juga sudah, mengunjungi beberapa rumah saudara yang menyelenggarakan open house juga sudah. kelamaan liburan bosen juga, secara semua itu butuh biaya…  bolak-balik ngemall  🙂  🙁

trus gue harus bilang “wow” gitu??   🙁

 

Hari ini, banyak juga perkantoran swasta yang sudah masuk, termasuk PNS, dan seperti biasanya banyak juga yang belum semua datang, macam-macam alasannya, ada yang memang mengambil cuti, ada yang sakit karena kecapean diperjalanan, ada yang memang sengaja tidak masuk dengan berbagai alasan. sehingga, awal masuk kerja tidak semua bersemangat. semua media memberitakan hal yang sama yaitu mudik dengan berbagai kondisi yang nyaris seragam yaitu macet, kecelakaan dan lainnya. Berita tentang PNS yang belum masuk pada hari pertama, tidak ketinggalan juga, berita tentang tempat liburan yang padat di penuhi pengunjung. Selalu menjadi ciri khas lebaran.

 

Mudik adalah salah satu ciri khas yang selalu terjadi tiap kali kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Berkumpul dengan keluarga besar, saling bersilaturahim, merupakan kesuksesan bagi sebuah keluarga besar. karena indikator sebuah keluarga bahagia, salah satunya adalah saling menjaga silaturahim dan persaudaraan.

 

Sebagai orang tua , saya pastinya menginginkan semua yang terbaik buat anak saya. semua kebutuhan materi dan rohani akan saya penuhi semaksimal mungkin, sehingga dia menjadi orang yang sukses, dengan memberikan  pendidikan agama yang baik, memberikan pendidikan disekolah yang menurut saya baik juga dan tidak ketinggalan Rizki yang baik.

 

saya rasa, semua orang tua pastinya akan melakukan hal yang sama. semua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. semua orang tua pastinya menginginkan anak-anaknya sukses di dunia dan akhirat. kesuksesan itu terlihat, ketika Hari raya Idul Fitri, mereka semua datang dan berkumpul, membahagiakan kedua orang tuanya. doa orang tua….. sehingga mereka semua berhasil. kebahagiaan orang tua ketika semua anak-anaknya dapat berkumpul, kembali padanya.

 

beberapa hari menjelang libur lebaran, saya mengembalikan salah seorang staff ke HRD, mengapa saya lakukan menjelang hari bahagia?

 

Ya, saya harus melakukannya karena Hidup itu bukan permainan dan bukan untuk main-main.

 

Kejadiannya setahun lalu, staff ini selalu hilang setelah jam makan siang, dia tidak pernah kembali ke mejanya. walaupun tiap hari saya selalu memonitor dia, tetapi dia seolah tidak peduli, setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya saya panggil dia, dia hanya menjawab pulang, dan main dengan anak di rumah. ya ampunnn… inikah tanggung jawab, yang katanya bekerja?? dia telah main-main dengan pekerjaannnya, hanya karena dia merasa diperlakukan tidak adil dengan atasannya??

 

setelah pemanggilan, saya mengadakan klarifikasi dengan atasannya langsung dan beberapa staff yang lain. dan akhirnya hanya masalah uang.

 

artinya mereka bekerja karena uang, itulah makanya saya sangat tidak percaya ada orang bekerja karena ibadah.

 

kalau kita analogikan dengan pekerjaan,  seperti apa bedanya asisten rumah tangga dengan baby sitter. mana pekerjaan yang merupakan ibadah?? mana pekerjaan yang tanpa batas, mana pekerjaan dengan batasan yang jelas??

 

beberapa bulan menjelang puasa, dia berulah lagi, mulai hilang – hilang lagi, sampai akhirnya puasa, dia sama sekali tidak duduk di mejanya, walaupun saya tahu pasti, dia datang ke  yang menurut dia “kantor” dan dia merasa pergi ke “kantor ” dari rumah. ijin ke anak dan istri untuk pergi ke “kantor”.

 

saya benar-benar tidak habis pikir, apa yang ada dipikirannya, sampai dia melakukan hal tersebut, apakah ngambek?? masa iya?? seorang kepala keluarga, seorang pimpinan dalam rumah tangga, melakukan hal tersebut?? padahal dia tau, banyak sekali orang dia luar sana yang tidak bekerja?? banyak sekali orang di luar sana yang tidak seberuntung dia?? betapa egoisnya dia, padahal pekerjaannya, rizkinya itu semua sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. dia bisa bekerja, dia bisa mendapatkan rizki, semua itu bukan karena keberhasilannya dia, bukan karena keberuntungannya dia, tetapi karena Allah telah menitipkan ciptaannya kepada dia, yaitu anak dan istrinya.

 

Menikah adalah mengambil alih tanggung jawab, tanggung jawab memelihara mahluk hidup “orang ” (istri dan anak) oleh karena itu Allah memberikan rizki sesuai dengan kebutuhannya. dalam hal ini saya yakin benar, tidak ada mahkluk ciptaan Allah yang terlantar, walapun dia bersel satu. tidak habis pikir, masih juga ada orang yang ketakutan kekurangan, sehingga dia korupsi atau menimbun harta untuk tidak jelas kapan dipergunakannya dan untuk siapa??

 

Semoga, ketika mulai kembali bekerja, setelah liburan lebaran, dia menjadi sadar, bahwa kita bekerja, bukan hanya mencari uang, kita bekerja karena ada tanggung jawab yang harus kita pertanggung jawabkan kelak, pada saat waktu yang sudah pasti itu datang.

 

Semoga ditempat barunya dia sadar, bahwa ibadah itu bukan semata-mata hanya sholat dan membayar zakat.

 

ibaratnya, seperti kita sedang menunggu bis, ada yang bis-nya datang cepat, ada juga yang bis-nya datang lama. ada yang baru saja datang, bis-nya sudah ada, ada juga yang sudah menunggu lama, bis-nya tidak datang-datang juga.

 

ibarat menunggu bis, semua kondisi bisa terjadi. ada mendapatkan tempat duduk dengan nyaman, ada yang mendapatkan tempat duduk tapi tidak nyaman, karena kotor, bau atau panas, ada yang berdiri, ada menahan lapar, menahan panas, menahan haus, menahan ingin buang air kecil, menahan ingin buang air besar, bahkan ada juga yang menahan sakit, itulah hidup, penuh dengan warna.

 

ibarat menunggu bis, ketika bis-nya datang, tidak semua orang bisa mendapat duduk dengan nyaman didalam bis. walaupun bis-nya sudah kita pilih sesuai dengan tujuan dan jenis bis-nya. Bahkan ada juga yang menderita didalam bis yang sudah dipilihnya. Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti jam dan detik bis akan datang, dan kita juga tidak mengetahui dengan pasti nyaman atau tidak pada saat kita berangkat…hidup kita adalah sebuah proses, proses pewarnaan hidup

 

kalau semuanya serba tidak pasti, buat apa kita egois, buat apa kita sombong, buat apa saling membenci, buat apa saling menjatuhkan, kita semua sama-sama sedang menunggu bis. menunggu bis pasti ada waktunya, dan waktu itu pasti tidak akan lama.

 

itulah mengapa, tidak ada orangtua yang menginginkan anak-anaknya menderita, tidak ada orangtua yang akan melukai anak-anaknya. yang ada adalah salah paham antara orangtua dengan anak-anaknya.

 

Mohon maaf Lahir dan bathin.

 

kita mulai lagi dari titik Nol pada saat bekerja.

selamat masuk kembali bekerja, selamat menjalankan rutinitas seperti biasa, tentunya dengan semangat yang berbeda, semangat karena kita telah beda, telah menempuh ujian selama Ramadhan. semangat Perubahan

 

 

 

Oleh-Oleh Lebaran

Silaturahmi lebaran sudah selesai, waktunya mempersiapkan rencana untuk hari-hari selanjutnya. Lebaran kemarin, dapat oleh-oleh buku bagus karangan  mbah kin yang terbaru, karena banyak makna dan pelajaran yang terkandung dalam buku ini.

 

berikut cuplikan dalam salah satu bab dalam buku ini.

 

Proses berpikir arif seperti digambarkan dalam lambang Ponokawan. Dalam pewayangan dikenal “Ponokawan” yaitu sekelompok abdi yang mendampingi seorang tokoh satria. Wujud Ponokawan adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Semar itu Bapaknya sedangkan Gareng, Petruk dan Bagong adalah anak-anaknya. Sebagai abdi mereka sangat setia dengan sikap perilaku yang riang gembira serta trampil dan santun menyampaikan saran-saran yang arif bijaksana. Karena itu satria yang diikuti selalu dapat menempuh jalan hidup yang benar dan berhasil membuat karya-karya berguna bagi kesejahteraan masyarakt luas.

 

Ponokawan memiliki makna estetika dan etika. Secara estetis Ponokawan menampilkan gambaran hidup yang indah dikala senang dan susah. Namun, yang lebih penting adalah makna etis atau falsafahnya. “Pono” artinya tahu, “kawan” adalah sahabat. Jadi Ponokawan adalah sahabat yang tahu. Tahu mengandung makna yang luas dan dalam, tahu yang benar – salah, hak batil, baik-buruk dan lain-lain.  Sahabat kita yang tahu secara visual digambarkan sebagai Semar, Gareng,Petruk dan Bagong, namun pada hakikat adalah hati nurani atau kalbu. Kalbu yang suci dan dapat menuntun manusia ke jalan illahi.

di samping sebagai cerminan hati nurani, Ponokawan juga melambangkan daya karsa, cipta, rasa dan karya dari manusia.

 

Semar adalah lambang karsa yang tampak dalam wujud Semar yang gemuk bulat, lelaki tetapi seperti wanita, dewa yang menjadi manusia. Semar seperti halnya karsa atau keinginan, cita-cita yang tampak samar dan ideal.

 

Gareng adalah lambang cipta atau daya nalar, tergambar pada bentuknya yang serba cacat, jalannya pincang selalu hati-hati tak ubahnya sifat berfikir rasional yang serba analitis dan penuh asumsi.

 

Petruk adalah lambang rasa, tergambar pada tubuh Petruk yang tinggi dan tingkah laku yang luwes. Tak ubahnya seperti sifat rasa yang cenderung berlebihan apakah rasa senang, marah, sabar dan lain-lain.

 

Bagong melambangkan karya. Karena itu bentuk bagong mirip semar. hasil karya yang baik akan mendekati cita-cita atau idenya.

 

Daya cipta, rasa dan karsa ini kalau dipadukan dalam proses yang sinergis akan melahirkan karya manusia yang berguna, berupa amal sholeh. Karsa yang ideal agar menjadi karya yang baik, harus ditempuh melalui proses cipta atau penalaran yang dipadukan dengan pertimbangan rasa. Oleh karena itu seyogyanya setiap manusia dapat mengembangkan daya Ponokawan itu dalam dirinya agar hidup selamat dan bermaanfaat.