Titik Nol

Liburan lebaran masih beberapa hari lagi, jalan keliling Mall sudah, Jalan ke tempat hiburan juga sudah, mengunjungi beberapa rumah saudara yang menyelenggarakan open house juga sudah. kelamaan liburan bosen juga, secara semua itu butuh biaya…  bolak-balik ngemall  🙂  🙁

trus gue harus bilang “wow” gitu??   🙁

 

Hari ini, banyak juga perkantoran swasta yang sudah masuk, termasuk PNS, dan seperti biasanya banyak juga yang belum semua datang, macam-macam alasannya, ada yang memang mengambil cuti, ada yang sakit karena kecapean diperjalanan, ada yang memang sengaja tidak masuk dengan berbagai alasan. sehingga, awal masuk kerja tidak semua bersemangat. semua media memberitakan hal yang sama yaitu mudik dengan berbagai kondisi yang nyaris seragam yaitu macet, kecelakaan dan lainnya. Berita tentang PNS yang belum masuk pada hari pertama, tidak ketinggalan juga, berita tentang tempat liburan yang padat di penuhi pengunjung. Selalu menjadi ciri khas lebaran.

 

Mudik adalah salah satu ciri khas yang selalu terjadi tiap kali kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Berkumpul dengan keluarga besar, saling bersilaturahim, merupakan kesuksesan bagi sebuah keluarga besar. karena indikator sebuah keluarga bahagia, salah satunya adalah saling menjaga silaturahim dan persaudaraan.

 

Sebagai orang tua , saya pastinya menginginkan semua yang terbaik buat anak saya. semua kebutuhan materi dan rohani akan saya penuhi semaksimal mungkin, sehingga dia menjadi orang yang sukses, dengan memberikan  pendidikan agama yang baik, memberikan pendidikan disekolah yang menurut saya baik juga dan tidak ketinggalan Rizki yang baik.

 

saya rasa, semua orang tua pastinya akan melakukan hal yang sama. semua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. semua orang tua pastinya menginginkan anak-anaknya sukses di dunia dan akhirat. kesuksesan itu terlihat, ketika Hari raya Idul Fitri, mereka semua datang dan berkumpul, membahagiakan kedua orang tuanya. doa orang tua….. sehingga mereka semua berhasil. kebahagiaan orang tua ketika semua anak-anaknya dapat berkumpul, kembali padanya.

 

beberapa hari menjelang libur lebaran, saya mengembalikan salah seorang staff ke HRD, mengapa saya lakukan menjelang hari bahagia?

 

Ya, saya harus melakukannya karena Hidup itu bukan permainan dan bukan untuk main-main.

 

Kejadiannya setahun lalu, staff ini selalu hilang setelah jam makan siang, dia tidak pernah kembali ke mejanya. walaupun tiap hari saya selalu memonitor dia, tetapi dia seolah tidak peduli, setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya saya panggil dia, dia hanya menjawab pulang, dan main dengan anak di rumah. ya ampunnn… inikah tanggung jawab, yang katanya bekerja?? dia telah main-main dengan pekerjaannnya, hanya karena dia merasa diperlakukan tidak adil dengan atasannya??

 

setelah pemanggilan, saya mengadakan klarifikasi dengan atasannya langsung dan beberapa staff yang lain. dan akhirnya hanya masalah uang.

 

artinya mereka bekerja karena uang, itulah makanya saya sangat tidak percaya ada orang bekerja karena ibadah.

 

kalau kita analogikan dengan pekerjaan,  seperti apa bedanya asisten rumah tangga dengan baby sitter. mana pekerjaan yang merupakan ibadah?? mana pekerjaan yang tanpa batas, mana pekerjaan dengan batasan yang jelas??

 

beberapa bulan menjelang puasa, dia berulah lagi, mulai hilang – hilang lagi, sampai akhirnya puasa, dia sama sekali tidak duduk di mejanya, walaupun saya tahu pasti, dia datang ke  yang menurut dia “kantor” dan dia merasa pergi ke “kantor ” dari rumah. ijin ke anak dan istri untuk pergi ke “kantor”.

 

saya benar-benar tidak habis pikir, apa yang ada dipikirannya, sampai dia melakukan hal tersebut, apakah ngambek?? masa iya?? seorang kepala keluarga, seorang pimpinan dalam rumah tangga, melakukan hal tersebut?? padahal dia tau, banyak sekali orang dia luar sana yang tidak bekerja?? banyak sekali orang di luar sana yang tidak seberuntung dia?? betapa egoisnya dia, padahal pekerjaannya, rizkinya itu semua sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. dia bisa bekerja, dia bisa mendapatkan rizki, semua itu bukan karena keberhasilannya dia, bukan karena keberuntungannya dia, tetapi karena Allah telah menitipkan ciptaannya kepada dia, yaitu anak dan istrinya.

 

Menikah adalah mengambil alih tanggung jawab, tanggung jawab memelihara mahluk hidup “orang ” (istri dan anak) oleh karena itu Allah memberikan rizki sesuai dengan kebutuhannya. dalam hal ini saya yakin benar, tidak ada mahkluk ciptaan Allah yang terlantar, walapun dia bersel satu. tidak habis pikir, masih juga ada orang yang ketakutan kekurangan, sehingga dia korupsi atau menimbun harta untuk tidak jelas kapan dipergunakannya dan untuk siapa??

 

Semoga, ketika mulai kembali bekerja, setelah liburan lebaran, dia menjadi sadar, bahwa kita bekerja, bukan hanya mencari uang, kita bekerja karena ada tanggung jawab yang harus kita pertanggung jawabkan kelak, pada saat waktu yang sudah pasti itu datang.

 

Semoga ditempat barunya dia sadar, bahwa ibadah itu bukan semata-mata hanya sholat dan membayar zakat.

 

ibaratnya, seperti kita sedang menunggu bis, ada yang bis-nya datang cepat, ada juga yang bis-nya datang lama. ada yang baru saja datang, bis-nya sudah ada, ada juga yang sudah menunggu lama, bis-nya tidak datang-datang juga.

 

ibarat menunggu bis, semua kondisi bisa terjadi. ada mendapatkan tempat duduk dengan nyaman, ada yang mendapatkan tempat duduk tapi tidak nyaman, karena kotor, bau atau panas, ada yang berdiri, ada menahan lapar, menahan panas, menahan haus, menahan ingin buang air kecil, menahan ingin buang air besar, bahkan ada juga yang menahan sakit, itulah hidup, penuh dengan warna.

 

ibarat menunggu bis, ketika bis-nya datang, tidak semua orang bisa mendapat duduk dengan nyaman didalam bis. walaupun bis-nya sudah kita pilih sesuai dengan tujuan dan jenis bis-nya. Bahkan ada juga yang menderita didalam bis yang sudah dipilihnya. Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti jam dan detik bis akan datang, dan kita juga tidak mengetahui dengan pasti nyaman atau tidak pada saat kita berangkat…hidup kita adalah sebuah proses, proses pewarnaan hidup

 

kalau semuanya serba tidak pasti, buat apa kita egois, buat apa kita sombong, buat apa saling membenci, buat apa saling menjatuhkan, kita semua sama-sama sedang menunggu bis. menunggu bis pasti ada waktunya, dan waktu itu pasti tidak akan lama.

 

itulah mengapa, tidak ada orangtua yang menginginkan anak-anaknya menderita, tidak ada orangtua yang akan melukai anak-anaknya. yang ada adalah salah paham antara orangtua dengan anak-anaknya.

 

Mohon maaf Lahir dan bathin.

 

kita mulai lagi dari titik Nol pada saat bekerja.

selamat masuk kembali bekerja, selamat menjalankan rutinitas seperti biasa, tentunya dengan semangat yang berbeda, semangat karena kita telah beda, telah menempuh ujian selama Ramadhan. semangat Perubahan